Cara kerja fast Charging 33 watt yang di gunakan xiaomi

Quick Charger 3.0

RyanID - Fast charging adalah teknik pengisian baterai super cepat menggunakan teknologi canggih dan baterai Li-Po. Rata-rata baterai yang mendukung pengisian super cepat adalah baterai berjenis LiPO ( Lithium Polymer). Sedangkan baterai pada ponsel biasa masih menggunakan baterai dengan jenis Li-ion. Jika kamu pernah melihat powerbank yang lebih tipis dan ringan power bank tersebut sudah menggunakan baterai LiPo, kemungkinan sudah mendukung Quick Charger 3.0.

Pengisian daya super cepat bisa di capai dengan dua cara. Pertama mengalirkan arus listrik (A) yang sangat tinggi ke baterai, kedua kedua mengisi daya baterai dengan tegangan yang 2x lebih tinggi dari tegangan baterai (V).

Teknik Quick Charger tidak cocok untuk baterai lithium ion. Pada baterai Li-ion jika kita mencoba mengaplikasikan Fast charging maka baterai bisa cepat rusak, kembung, dan tidak bisa lagi di gunakan. Tapi, rata-rata ponsel sudah di lengkapi dengan IC Charger + sirkuit BMS pada baterai, ic ini bisa mengontrol jumlah arus maksimal yang bisa di masukan ke baterai dan menghentikan hubung singkat, sehingga baterai tidak langsung rusak.

Pengaplikasian pengisi daya super cepat memanfaatkan modul PWM Kontroler untuk mengatur kebutuhan arus dan tegangan yang tepat sesuai tingkat level baterai. Cara kerja fast charging seperti ini : dalam sebuah adaptor terdapat sebuah PWM yang bekerja buat menghasilkan signal dan mengkonversi listrik AC bertegangan tinggi menjadi elektromagnetik.

Gelombang elektromagnetik di tangkap oleh koil skunder dengan arus listrik yang rendah. Untuk menaik turunkan voltase, kita bisa mengatur seberapa panjang pendek gelombang elektromagnet serta menambah jumlah lilitan koil skunder, sedangkan untuk menambah kuat arus maka penampang kawat bisa di perbesar. Koil pada adaptor Fast charger terdiri dari banya lilitan variabel.

Dalam fast charging 33 watt, kotroller PWM di kendalikan oleh Chipset snapdragon yang mendukung teknologi pengisian daya cepat. Sehingga output tegangan adaptor akan ikut menyesuakan sesuai level baterai. Kamu bisa melihat ilustrasi berikut ini bagaimama chipset ponsel bisa mengontrol adaptor Quick Charger.

Misal ketika baterai level nya rendah, maka adaptor bisa mengeluarkan tegangan tinggi mencapai 9 volt dengan arus yang rendah. Dan ketika baterai mendekati angka penuh adaptor juga di kontrol agar mengeluarkan arus besar dengan voltase 10% lebih dari tegangan baterai, sesuai dengan standarisasi ukuran baterai ponsel.

Misalnya, pengisian dari 0-40% menggunakan sumber daya 12volt 3A. Kemudian lanjutanya menggunakan listrik yang lebih kecil namun arusnya sama. Secara sederhana prinsip kerja fast charging adalah mengisi daya baterai menggunakan arus yang lebih besar, sehingga baterai bisa terisi penuh dengan sangat cepat.



Tidak semua smarthone mendukung Quick Charger

Pengaplikasian fast charging hanya pada ponsel yang mendukung saja, bila kamu menggunakan ponsel yang belum mendukung fast charging arus yang mengalir tidak akan lebih besar dari biasanya. Hal ini karena ponsel android punya kontroler untuk membatasi jumlah arus yang mengalir ketika mengisi daya agar baterai tidak cepat rusak.

Selain dukungan dari chipset yang support fast charging, jenis baterai juga berpengaruh. Baterai jenis Li-ion tidak mendukung fast charging, baterai ini akan rusak bila di aliri oleh arus listrik yang lebih besar dengan beda tegangan lebih dari 4.2 volt ( overcharger). Baterai akan terasa panas dan akhirnya menggembung.

Pada adaptor pengisian daya cepat juga mempunyai sirkuit terpadu yang mengendalikan arus output. Sirkuit ini di hubungkan menggunakan USB dan di kendalikan oleh chipset HP, jadi chipset hp harus bisa memonitor temperatur baterai, level kapasitas baterai, dan memberikan signal untuk mengontrol arus fast charging pada adaptor.

Untuk mengetahui berapa besar arus pengisian baterai dan kerja tegangan yang di gunakan kamu bisa membeli tools usb meter. Pilih USB meter yang punya pengukuran dalam beberapa satuan. Kamu butuh ampere meter dan voltmener untuk mengukur daya. Nantinya antara arus listrik (A) dan tegrangan listrik ( V ) akan di dapat jumlah watt pengisian daya dengan menggunakan rumus W = A x V.

Contoh sebagai berikut, jika tegangan kerja pengisian baterai berada pada level 12 volt dan arus listriknya 3 Ampere, maka daya listriknya adalah 36 watt ( hasil dari 3 x 12). Pada pengisian cepat daya listrik ini tidak tetap, terus berubah-ubah sesuai tingkat level daya baterai (di kendalikan oleh chipset).



Apa ynag terjadi jika adaptor Fast charging di gunakan pada HP biasa?


Tentu saja sangat berbahaya, fast charging biasanya punya arus listrik maksimal 3 Ampere sedangkan adaptor ponsel biasa punya arus maksimal 2 ampere. Pengisian masih bisa bakerja dengan normal, arus yang mengalir juga stabil di rentang antara 1-2 ampere. Namun temperatur panas yang di hasilkan cukup tinggi, panas pada ic pengisian daya akan lebih besar karena ia memfilter arus listrik paling besar.

Penggunaan dalam jangka lama bisa merusak sirkuit pengisian daya pada ponsel, kemudian panas yang di hasilkan secara terus menerus akan membuat umur pemakaian baterai jadi berkurang. Baterai akan lebih cepat habis, dan cepat pnuh.

Anda tidak bisa memeriksa kondisi kesehatan baterai dengan alat digital apapun, cuma bisa di rasakan lewat performa pemakaian. Anda akan merasakan perbedaan yang sangat mencolok dari sebelumnya, di mana HP jadi sering mati, baterai 70% berubah jadi 1%.

Jangan pernah mencoba menggunakan adaptor pengisian daya cepat pada devices yang tidak mendukung pengisian daya cepat. Meskipun masih bisa mengisi daya dengan normal, tapi secara teknis anda sudah merusak perangkat tersebut.



Demikianlah untuk artikel prinsip kerja pengisian daya cepat / fast charging, semoga dengan adanya artikel ini pembaca bisa lebih banyak memahami ilmu elektronika. Ilmu seperti ini yang jelas hanya ada di google jarang sekali ada sekolah yang mengajarkan ilmu beginian.

RyanID
RyanID Tertarik pada teknologi, full stack developer at netzku.com