Mau jadi fullstack developer? Baca ini sebelum belajar
Ryanid.My.ID - Menjadi full stack developer memerlukan keterampilan yang luas dan menyeluruh, terutama di era digital saat ini. Full stack developer adalah seorang pengembang yang memiliki kemampuan mengembangkan aplikasi web dari awal hingga akhir, mulai dari menentukan arsitektur sistem, menulis kode sumber, hingga memastikan aplikasi tersebut dapat dijalankan dengan baik di server. Full stack developer harus memiliki kemampuan di berbagai tingkatan teknologi, mulai dari front-end hingga back-end.
Untuk menjadi full stack developer, Anda perlu memiliki pengetahuan tentang berbagai bahasa pemrograman, seperti HTML, CSS, JavaScript, PHP, Ruby, atau Python. Selain itu, Anda juga perlu memahami framework dan library yang sering digunakan, seperti React, Angular, Vue.js, Rails, atau Django. Full stack developer juga harus memahami database, server, dan sistem operasi, serta memiliki kemampuan troubleshooting dan debugging.
Sebelum menjadi full stack developer, ada beberpa teknik pemrograman dasar yang harus anda kuasai terlebih dahulu. Apa saja? Berikut ini ada beberapa jenis teknik dan bahasa pemrograman yang wajib anda pahami dan kuasai.
1). Mempelajari HTML dan CSS
Tahap pertama adalah mempelajari HTML dan CSS, yang merupakan dasar dari pembuatan website. Anda perlu memahami konsep dasar seperti tag HTML, elemen, atribut, dan style CSS. Anda dapat memulai dengan mengikuti tutorial online atau membeli buku tentang HTML dan CSS.
2). Mempelajari JavaScript
Selanjutnya, Anda perlu mempelajari JavaScript untuk menambahkan interaksi pada website Anda. JavaScript merupakan bahasa pemrograman yang digunakan untuk menambahkan fitur dinamis pada website, seperti animasi, form validasi, dan modal. Anda dapat memulai dengan mengikuti tutorial online atau membeli buku tentang JavaScript.
3). Mempelajari back-end programming
Setelah memahami HTML, CSS, dan JavaScript, selanjutnya Anda perlu mempelajari back-end programming untuk mengelola data dan logika aplikasi web. Anda dapat mempelajari bahasa pemrograman seperti PHP, Ruby, atau Python, serta framework seperti Rails, Django, atau Laravel.
4). Mempelajari database
Selain itu, Anda juga perlu mempelajari database untuk mengelola dan menyimpan data aplikasi web. Anda dapat mempelajari database seperti MySQL, PostgreSQL, atau MongoDB.
5). Mempelajari sistem operasi
Untuk mengelola server dan memastikan aplikasi web dapat dijalankan dengan baik, Anda perlu mempelajari sistem operasi seperti Linux atau Windows. Anda dapat mempelajari konsep dasar seperti command line, file system, dan user management.
6). Mempelajari front-end framework
Setelah memahami dasar-dasar pemrograman, selanjutnya Anda perlu mempelajari front-end framework seperti React, Angular, atau Vue.js untuk mempermudah pembuatan aplikasi web. Front-end framework membantu Anda untuk mengelola komponen, routing, dan state management dengan lebih mudah.
7). Mempelajari version control
Selain itu, Anda juga perlu mempelajari version control seperti Git untuk mengelola dan mengontrol perubahan pada kode sumber. Version control membantu Anda untuk mengelola branch, merge, dan revert perubahan dengan lebih mudah.
8). Mempelajari RESTful API
Setelah memahami back-end programming dan database, selanjutnya Anda perlu mempelajari RESTful API untuk mengintegrasikan aplikasi web dengan sistem lain. RESTful API merupakan standar yang digunakan untuk mengirim dan menerima data melalui HTTP request.
9). Mempelajari deployment
Selanjutnya, Anda perlu mempelajari deployment untuk memastikan aplikasi web dapat dijalankan di server dengan baik. Anda dapat mempelajari cara mengelola server, mengkonfigurasi domain, dan meng-upload aplikasi ke hosting.
10). Mempelajari testing dan debugging
Setelah aplikasi web Anda selesai dikembangkan, selanjutnya Anda perlu mempelajari testing dan debugging untuk memastikan aplikasi bekerja dengan baik. Anda dapat mempelajari cara menulis unit test dan menggunakan alat seperti debugger untuk mencari dan memperbaiki masalah.
Selain mempelajari dasar-dasar tersebut, seorang fullstack developer harus bisa menggunakan berbagai teknologi untuk memasang aplikasi yang sudah di buat sebelumnya. Kemampuan ini meliputi, penguasaan mengenai cloud computing. Cloud computing memungkinkan Anda untuk menggunakan infrastruktur, platform, dan software sebagai layanan (SaaS, PaaS, IaaS). Anda dapat mempelajari cloud computing dengan menggunakan layanan seperti Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, atau Google Cloud Platform.
Anda juga perlu terus memperbarui pengetahuan Anda dengan mempelajari metode pemrograman terkini seperti microservices, serverless, atau machine learning. Dengan demikian, Anda dapat memastikan bahwa Anda selalu siap menghadapi perkembangan teknologi yang terus berubah.
Dengan melakukan tahapan-tahapan di atas, diharapkan Anda dapat menjadi full stack developer yang handal dan siap menghadapi tantangan di era digital saat ini. Selalu ingat bahwa proses menjadi full stack developer tidak selesai sampai di sini, tetapi merupakan proses yang terus berlangsung dan terus belajar. Jadi, jangan ragu untuk terus belajar dan mengembangkan diri Anda.