Inilah alasan kenapa kamu tidak boleh install Telegram?

Telegram berbahay bagi anak muda

Pada tahun 2021 lalu, aplikasi telegram mengumumkan kalau pengguna mereka meningkat pesat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Aplikasi telegram di unduh oleh banyak anak muda karena pada masa WFH banyak anak sekolah yang di wajibkan belajar daring.

Mereka membutuhkan aplikasi komunikasi yang bisa mendukung kegiatan belajar daring. Sebagian siswa memilih aplikasi telegram, WhatsApp, atau beberapa aplikasi chat lain yang mendukung komunikasi 2 arah. Namun tanpa pengawasan yang ketat, penggunaan aplikasi tersebut justru di salah gunakan. Aplikasi yang di rekomendasikan oleh guru untuk belajar daring sebelumnya jadi dimanfaatkan sebagai hiburan, gurauan, atau tempat mencari kenalan.

Betul sekali, saya sempat mengikuti trend dimana ketika anonymouschatbot menjadi trending topik di pencarian. Ternyata keunggulan telegram yang bisa melindungi privasi penggunanya telah di manfaatkan oleh anak-anak muda untuk mencari teman F*B (Atau teman sebatas untuk kebutuhan biologis semata).

Jadi nggak heran nama anonymous bot menjadi trending di kalangan pelajar. Dampak ini tentunya merupakan paparan negatif yang bisa mengubah sifat dan prilaku pelajar indonesia, dan diluar kontrol pemerintah.

Selain itu ada banyak oknum tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan kanal (Saluran) telegram untuk menyebarkan konten v1ral. Umumnya kebanyakan konten yang bermuatan gatif/d*w*sa. Saya percaya sebenarnya kanal ini tidak bisa di temukan dengan mudah di pencarian telegram.

Tapi melalui sebuah bot, sebuah kanal bisa menarik lebih banyak pengguna. Bot ini membagikan sebuah tautan, dan tautan tersebut biasanya saling di tukar antara satu admin kanal dengan admin kanal lain. Bagi siapa saja yang ingin membuka konten dalam sebuah tautan bot, mereka mewajibkan subcribe atau berlangganan pada kanal yang di target sebelum bisa membuka konten.

Mesin sejenis apapun belum akan sanggup memfilter konten jenis ini. Mereka bekerja dengan teknik saling paksa, bukan dengan sistem pencarian yang mengandalkan kata kunci yang sudah di bidik. Jika satu orang di paksa masuk hanya ke dalam satu kanal saya, orang tersebut secara tidak langsung akan di paksa masuk ke kanal lain ketika mereka hendak membuka konten lewat tautan bot yang serupa.

Satu oknum dengan 100ribu pelanggan biasanya akan bertukar dengan pelanggan lain, ketika mereka bertukar tautan mau nggak mau pengguna harus saling subcribe atau berlangganan pada kedua channel tersebut agar bisa menikmati konten yang di sajikan masing-masing kanal.



Apa yang akan terjadi bila anak-anak berlangganan pada saluran viral Telegram?

Dampaknya bisa berpengaruh terhadap pola fikir dan sekaligus mental anak, anak yang sebelumnya di wajibkan belajar menjadi anak nakal dengan fikiran seperti orang dewasa yang sangat miris. Beberapa dari mereka jadi lebih suka menyendiri, melakukan sesuatu yang dinilai tidak baik sendiri demi kepuasan pribadi.

Tidak ada yang bisa membendungnya kalau mereka sudah terpapar konten viral ala telegram, telegram merupakan media private yang mengenkripsi semua jenis pesan. Bahkan pendiri telegram sendiri tidak bisa mengetahui pesan apa yang di kirim di platformnya tersebut.

Pesan telegram di simpan dalam jaringan CDN yang di sewa oleh Pavel Durov, jaringan ini secara umum terdesentralisasi dan tersebar luas di banyak wilayah guna mendistribusikan konten dengan cepat. Jika ingin memfilter cdn, rasanya tidaklah mungkin.

Sekilas bagi yang belum mengetahui, cdn merupakan layanan penyimpanan sekaligus pendistribusi konten dengan menyediakan sumber file pada server yang terdekat antara pengirim dan penerima, CDN punya banyak server di seluruh dunia guna menjalankan pekerjaanya.



Bagaimana cara memeriksa apakah anak terkena dampak dari konten tersebut?

Bagi para bunda jaman sekarang wajib tahu, apalagi anak akan berhadapan langsung dengan teknologi. Dan kalau tidak di kontrol dengan baik, si anak akan terjerumus ke pergaulan yang salah, perubahan pola fikir, serta tidak bisa mencapai cita-cita nya.

Untuk memeriksa apakah anak pernah membuka konten tersebut atau tidak bunda bisa melakukan kroscheck, storage ponsel anak. Lokasinya ada di folder sdCard/Telegram/Telegram Video kalau jenis penyimpanan perangkat di ubah ke eksternal sdcar, lokasi penyimpananya bisa di temukan di storage/extsdCard/Android/data/org.telegram.messenger/files/Telegram/Telegram Video

Konten yang di unduh atau pernah di tonton dari telegram akan tersimpan ke dalam path tersebut sebagai cache sementara, file bisa saja hilang sewaktu-waktu. Jadi bunda harus gesit mengamatinya, kalau seputar ponsel anak sudah jadi privasi bunda wajib curiga konten apa yang mereka sembunyikan dari orang tua.



Bagaimana bisnis konten viral telegram bisa berkembang?


Bisnis konten di telegram adalah istilah baru yang memanfaatkan fitur kanal telegram untuk berlangganan, seperti yang kita ketahui kanal telegram merupakan media komunikasi satu arah. Dimana admin bisa mendistribusikan pesan ke banyak orang dengan cara yang sangat instan.

Pengguna yang sudah berlangganan tentu akan mendapatkan notifikasi, serta bisa melihat pesan yang di kirim oleh admin kanal. Metode inilah yang salahgunakan oleh para oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan konten yang melanggar hukum islam.

Para admin kanal biasanya mendapatkan dukungan berupa dana dari iklan, mereka akan memasang shortlink pada setiap link bot sebelum di sebarkan ke kanal. Sebagian lagi membuka jasa paid promote, atau dikenal juga dengan jasa promosi berbayar.

Dan yang terakhir para oknum pemain konten viral telegram bisa menjual konten mereka dalam bentuk VIP akses, dimana telah di sediakan grup/kanal khusus yang sudah diisi dengan ribuan konten serupa tanpa harus melewati iklan atau page shortener di bot lagi. Konten VIP di tawarkan dengan harga spesial mulai dari Rp 50rb hingga Rp 100rb saja.

Selagi para oknum anggap saja bandar ini belum hilang dari telegram penyebaran konten negatif sangat sulit di hentikan, mungkin sekarang sudah lost kontrol. Untuk menangani kasus yang sedang tren sekarang tanpaknya harus kita lawan sama-sama. Khususnya para orang tua, khawatir jika dibiarkan akan menambah potensi kejahatan di masa depan.

Sebagian remaja mulai menyadari, mereka bergabung ke komunitas yang tepat. Mencoba menyimak informasi positif, dan mulai meninggalkan konten negatif. Tapi tanpa dukungan dari kita semua, kegiatan mereka akan sia-sia. Anak-anak ini sudah berjuang semampu mereka, namun karena pengaruh internet tak dapat di bendung, mereka bisa kembali ke jalan yang salah.



Mungkin para pembaca merasa sedih, peduli terhadap sesama, jika memang benar peduli. Kita bisa coba dari hal yang kecil, jika menemukan konten serupa pertimbangkan untuk melaporkan konten tersebut. Namun sekarang saya semua orang seperti di hipnotis, ketika melihat yang viral-viral di sosmed yang ada di share sehingga jangkauan nya meningkat.

Bukanya melapor agar jangkauan dan post tersebut bisa hilang, tapi malah menyebarluaskanya. Akhirnya viral, bertambah viral, bahkan situs media ternama seperti fikiran rakyat.com ikurt serta dalam membagikan konten viral ke anak muda.

Bahaya Telegram

Saya tandai baik-baik teks artikel yang mengarah ke konten negatif di atas. Memang bukan di posting oleh jurnalis asli, tapi penulis dari sana menerbitkan tautan untuk berpromosi. Biasanya di arahkan ke kanal telegram mereka.

Bukan cuma Pikiran Rakyat, Retizen, tapi masih banyak media lain yang sudah di anggap kredibel tapi masih saja melakukan penyebaran terhadap konten dengan nuansa negatif. Demi klik dan tayang iklan apapun mereka lakukan.

RyanID
RyanID Tertarik pada teknologi, full stack developer at netzku.com