Alasan kenapa tidak memilih wordpress sebagai CMS

kenapa tidak memilih wordpress.

Meskipun wordpress menawarkan beragam keunggulan, saya belum tertarik memilih wp sebagai content management system. Hal ini karena wordpress menggunakan sumber daya yang lebih besar, dan terus memaksa pengguna nya untuk meningkatkan sumber daya server agar wordpress dapat berjalan dengan lancar.

Saya pernah menginstall wordpress di paket hosting murah warhahost.com dengan harga 15 ribu per bulan, dan idcloudhost.com dengan harga 26 ribu per bulan. Baru pertama kali install, belum ada trafik apapun untuk mengakses dashboard di butuhkan waktu setengah menit, waktu yang lama hanya untuk preloading dashboard.

Dalam segi kecepatan loading untuk meringankan beban load, wordpress biasanya mengandalkna teknik caching. Saya tidak menyukai teknik tersebut, karena ketika halaman di cache, setiap perubaha update yang terjadi pada blog akan sulit sampai ke pengguna akhir, di buthkan waktu lebih lama agar sumber artikel aslinya berubah dari cache.

Masalah lemot dalam loading halaman juga di rasakan ketika membaca artikel-artikel dari blog yang menggunakan wordpress. Dalam hal speed muat halaman, blogger jauh lebih cepat. Hal ini karena wordpress terlalu banyak membutuhkan skrip eskternal untuk di muat di halaman, sedangkan blogger semua skrip dan css di kemas dalam 1 buah halaman.

Selain itu saya jugua tidak terlalu suka dengan wp yang sering menjadi korban malawre, gambling, dan virus lainya. Wordpress merupakan cms yang open source, siapa saja dapat mempelajari dan mengembangkann ekstensi plugin berbahaya untuk cms ini.

Ini juga berbanding lurus dengan plugin/cms berbayar, mereka tampaknya mendapatkan pasar tersendiri dan mengambil rasa ketakutan dari pengguna untuk menawarkan produk premium. Tanpak seolah-olah wordpress merupakan cms yang mahal, tidak cukup hanya dengan menyewa web hosting dan domain saja, tapi template dan plugin juga harus membeli.

Wordpress sangat ketergantungan dengan plugin, dan haus akan sumber daya server. Banyak web hosting menyediakan harga spesial untuk wordpress hosting, dengan sumber daya yang sudah di optimasi. Namun, saya masih tetap tidak suka. Hidup ini bagaikan di atur oleh orang lain, dalam hal pemilihan sumber daya, harus pakai plugin itu plugin ini, seerver harus besar dan sebagainya.

Setelah mengecualikan wordpress, saya mencari cms yang lebih ringan dan juga sederhana untk content management system. Dulu sempat memasang mecha cms, tidak berselang lama akhirnya beralih dari mecha CMS ke bentuk cms yang lebih sederhana lagi.

Saya berusaha untuk meminimalkan penggunaan sumber daya, misalnya dalam hal cms harus mencukupi kebutuhan spesifikasi server 1 GB Space, 0.75 core CPU, dan 500MB ram. Belum ada cms manapun yang bisa berjalan dengan ukuran sumber daya tersebut, hingga pada akhirnya saya memutuskan untuk membuat CMS sendiri.

Membuat CMS sendiri di mulai dari yang paling sederhana, mulai dari filebase CMS. Meniru gaya github yang dapat menuliskan dokumentasi berbentuk format file .md dan memvisualisasikanya dalam bentuk artikel yang sederhana. Ini juga meniru gaya telegra.ph, gaya sederhana dan clean membuat web blog lebih mudah di akses dan tidak perlu membutuhkan keterampilan tinggi.

Rasanya ingin menyerah, membuat cms tidaklah mudah. Butuh keterampilan yang memadai dalam bidang programing, khususnya desain untuk memformat halaman, javascript, dan juga PHP. Kenapa bahasa pemrograman yang di pilh adalah PHP?

PHP di pilih karena mempunyai keunggulan dan effisiensi yang lebih rendah di bandingkan JavaScript dan python, saya lihat python membutuhkan sumber daya yang lebih besar. Banyak program python yang mengalami crash atau terhenti akibat kurangnya sumber daya.

Dengan menggunakan PHP, saya pernah mencapai trafiik 100.000 orang dalam sehari dengan hanya menggunkaan hosting dari Warnahost, paket hosting murah berlangganan 100 ribu per tahun. User on line mya 100-200 orang per menit, bisa di bayangkan kalau saya menggunakan wordpress sudah pasti tidak sanggup melayani traffik sebanyak itu.

Bagaimana tidak, sebelum ada traffik saja sudah lemot minta ampun apalagi saat traffik lama. Saya memperthaankan cms ini dan terus meng-upadatenya, hingga saat ini sudah mempunyai mekanisme toko sendiri. Dan sudah ter-integrasi ke sistem pembayaran Tripayment.

RyanID
RyanID Saya aslinya tertarik pada teknologi elekronika, tapi karena kurang di dukung ortu, akhirnya pindah ke coding. Saat ini bekerja sebagai fullstack dev di Netzku.com