Freelance sering debat sama client, berikut ini sebabnya!

Kerja sebagai freelance

RyanID - Setelah sekian lama belajar, tibalah kita nantinya pada sebuah pekerjaan yang mengharuskan kita untuk menggunakan semua kemampuan yang sudah di pelajari dan di kuasai sebelumnya. Ada yang masuk ke perusahaan, ada juga yang membuka usaha sendiri di rumah.

Artikel kali ini hanya akan membahas mengenai keluh kesah pemilik sebuah jasa IT. Cabang IT itu ada banyak, bukan cuma satu ada Bagian jaringan, ada bagian data analisis, ada bagian server management, ada juga bagian UI/UX desainer, ada bagian coding pembuatan aplikasi pokonya banyak.

Jika kita bekerja sendiri, kita akan berhadapan langsung dengan client ( calon pembeli ). Sebagai penyedia jasa terkadang kita sangat tidak menyukai jasa yang sudah kita buat sebelumnya dengan susah payah di bayar dengan harga murah.

Memang sih daya beli di indonesia itu masih kurang banget, tak heran kalau banyak jasa freelance menarget client yang berasal dari luar negerii. Saya sendiri adalah full stack developer yang baru memulai sebuah bisnis dengan menyediakan jasa pembuatan aplikasi berbasis web.

Semua bagian saya yang handle, mulai dari segi UI & UX, coding, hingga servernya di handle sendiri. Untuk segi harga, saya memberikan perincian harga yang sangat murah. Sekitar 50 - 100 dolar. Uniknya harga tersebut masih di anggap terlalu mahal oleh pembeli.

Tapi nggak masalah, itu saya jadikan sebuah bahan untuk belajar. Jadi setiap hari kerjaan saya membuatkan project untuk client, dengan di bayar seadanya. Tapi si client terkadang malah minta tambah fitur terus menerus, bahkan fitur yang mau di minta itu gak sesuai dengan perjanjian harga sejak awal.

Di sini letak masalahnya, kalau fitur udah banyak otomatis tagihan naik donk. Apalagi aplikasi dengan fitur yang sangat banyak akan mengonsumsi sumber daya server yang lebih besar pula.

Akhirnya saya stop dan gak mau lagi mengerjakan project mereka. Mereka kan bayar server nya di saya, semua source code mereka tidak saya berikan. Mengingat harga yang mereka bayar tidak masuk akal.

Dalam sebuah project untuk menyelesaikan sebuah kasus permasalahan di butuhkan keterampilan berfikir ( logika ), di sini yang memakan waktu. Jadi bukan hanya menuliskan baris kode saja.

Ketika kita mulai koding ada banyak permasalahan yang tidak bisa di selesaikan dengan cara cepat, misalnya bagaimana bisa mengirim push notif ke ribuan devices dalam 1 waktu? Gak mungkin kan kita ngirimnya sekaligus, harus berapa lama user menunggu respon sucess kalau begitu.

Pemecahan masalah lain seperti penyortiran data, dan sebuah sistem yang berdasarkan keinginan user. Terkadang user malah menambah-nambah fitur sendiri. Misalnya mereka pengen buatin aplikassi yang tujuann penggunaanya hanya untuk mengirim sebuah alert ke pelanggan, dan butuh cRUD, multi pengguna.

Namun mereka tidak bilang kalau harus ada fitur pencarian, filter data, bahkan export dan import data ke spreadsheet.

Masalah lain juga terjadi ketika si client meminta tambahkan fitur yang memang tidak bisa dilakukan. Pernah dapet, dulu ada client mau minta tambah type button telegram dia pengen ada input button lain yang di susun secara posisi sesuai keinginan mereka.

Tapi untuk mengubah 1 posisi tombol di telegram, kita mau gak mau harus merombak susunann sistem coding. Mereka mungkin berfikir ini simpel, cuma mindahin tombol, padahal logika nya gak kaya gitu.

Setiap coding punya sistem dan prinsip kerja masing-masing. Sama hal nya juga ketika saya di minta untuk menambah tabel di MYSQL, mungkin mereka berfikir ya tinggal nambahin tabel.

Kesulitan terakhir yang sering saya alami adalah mepet dengan waktu. Jika penyelesaian sebuah project berlangsung lebih lama misal lebih dari 5 hari, developer yang rugi. Tiap hari developer membutuhkan uang untuk membiayai kebutuhan sehari-hari, mungkin bisa habis uang 100rb/hari buat kebutuhan.

Kemarin saya semmpat di bayar seharga 1 juta untuk membuat sebuah project management pendaftarann online untuk web masjid. Cukup menghargai sih dibandingkan kebanyakan client yang cuma bayar setengahnya namun minta fitur lebih.

Seorang IT developer bekerja menghabiskan banyak waktu, hanya untuk melakukan pemeriksaan coding, memecah logika, hingga program nya jadi.

Motivasi saya selama menyediakan jasa web development, agar bisa terjadi kerjasama yang cukup lama. Kita saling berkebutuhan gitu, pemilik bisnis yang punya uang sedikit bisa membuat aplikasi dengan harga murah, dan saya sebagai IT Coding / programer bisa mendapatkan pekerjaan.

Tidak ada salahnya sama-sama saling menguntungkan. Di kasih harga 1-2 jutaan sudah jauh lebih murah dibandingkan menyewa teknisi it sendiri.

Sekarang saya sedang mengembangkan sebuah project bisnis untuk porfolio saya, di Netzku.com. Bisnis tersebut saya pertimbangkan agar bisa berjalan, target saya mencari client sebanyak-banyaknya minimall 1000 pelanggan.

Dan setiap pelanggan berlangganan di layanan saya, semua bagian development, hingga proses customisasi aplikasi semua di kerjakan oleh saya. Sementara client cukup bayar harga sewa dan biaya maintenance saja. Biasanya biaya saya masukan ke dalam tagihan server setiap bulan.

RyanID
RyanID Saya aslinya tertarik pada teknologi elekronika, tapi karena kurang di dukung ortu, akhirnya pindah ke coding. Saat ini bekerja sebagai fullstack dev di Netzku.com