Komentar tiktok di hapus, bisa pulih?

komentar di tiktok di hapus.jpg

Saya sebagai pengguna AI sejak pertama kali era chatgpt, jadi saya paham betul bagaimana konsep AI dalam menanggapi setiap instruksi atau data. Bahkan saya sendiri sering berganti-ganti AI dari berbagai kecerdasan mesin LLM ( Large model lenguange ), kelemahan dari setiap model bahasa adalah ketidak akuratan dalam setiap jawaban.

Tiktok menggunakan kecerdasan buatan dan menyandingkanya dengan algoritma mereka untuk menghapus komentar yang berpotensi melanggar standar komunitas mereka. Namun, seperti yang saya sebutkan sebelumnya kecerdasan buatan tidak lah sepenuhnya sempurna.

Penggunaan kecerdasan buatan telah menyebabkan ratusan ribu komentar yang tidak terkait dengan pelanggaran di hapus oleh tiktok, sayapun juga pernah mengalami hal yang serupa. Tiktok menggabungkan dua algoritma untuk menghapus komentar.

Algoritma potensi konflik, laporan pengguna lain, dan juga kata-kata yang berada di dalam teks komentar. Tidak peduli mau di sensor sejenis apapun untuk menyamarkan makna/kalimat komentar terkait, sudah pasti kecerdasan buatan sudah bisa menebaknya.

Di sini saya tidak berbicara mengenai konten atau komentar yang melanggar, tapi lebih ke komentar yang justru di buat dengan tujuan baik, dan tidak mempunyai maksud atau tujuan yang melanggar justru menjadi korban dari kesalahan praktik penggunaan robot dalam peninjauan komentar.

Menurut saya, lebih baik kita tidak berkomentar di konten orang daripada komentar kita yang harus di hapus oleh algoritma robot tiktok.Komentar yang di hapus akan menambah poin pelanggaran, dan ini mempengaruhi akun secara keseluruhan.

Butuh waktu yang lebih lama untuk dapat melakukan banding, karena ketika proses banding di lakukan baru peninjau utama mereka adalah manusia asli. Terkadang titktok tidak mau menerima putusan banding atas komentar tertentu meskipun makna dan tujuanya tidak ada pelanggaran.

Tidak ada hal yang bisa di lakukan, karena saya juga soerang korban dari penggunaan kecerdasan buatan yang sedang membatasi kebebasan berpendapat. Suatu kebebasan ini justru tidak adil, satu alasan yang membuat saya merasa tidak adil.

Justru ketika kita melaporkan konten yang melanggar standar komunitas, tapi konten tersebut tetap ada dan di cap sebagai tidak ada pelanggaran. Namun justru sebaliknya, saat komentar yang tertulis rapih, tidak ada kalimat ujaran kebencian, tidak ada maksud atau tujuan jasat apapun justru malah di hapus oleh tiktok.'

Di tambah lagi tidak ada tempat untuk meminta dukungan ataupun melaporkan bug terkait komentar yang sering di hapus tersebut. Apabila kalian mencoba mencari kontak tiktok, maka yang ada hanyalah sebuah blog berisi panduan-panduan yang menurut saya tidak terlalu membantu.

Algoritma tiktok memang menguntungkan karena lebih gampang untuk mendapatkan FYP, tapi perlu di ingat tiktok sangat sensitif terhadap konten. Apapun yang sedang trending dapat masuk ke era peninjauan yang berbasis kecerdasan buatan, saya menyebutnya sebagai mencari-cari kesalahan orang.

Bahkan konten yang lulus dari pelanggaran sekalipun dapat kena copyright, ini masih dapat terjadi meskipun music yang di gunakan berasal dari tiktok itu sendiri. Sejak tikto menerapkan algoritma baru di mana menghapus kebebasan untuk ber-expresi setiap pengguna, saya mulai jarang menggunakan aplikasi ini.

Beberapa alternatif seperti reels, yoube short, snackvideo mungkin bisa menjadi alternatif daripada menggunakan tiktok. Pada konten yang di hapus kita masih dapat mengajukan banding, dalam beberapa kasus banding dapat menerima permintaan dan memulihkanya dalam waktu hitungan menit.

Tapi kini, banding membutuhkan waktu lebih dari satu minggu. Jelas butuh waktu lama, karena robot kecerdasan buatan yang di gunakan untuk menghapus setiap komentar bekerja lebih cepat menambah lebih banyak antrian konten yang harus di tinjau.

Itulah alasan kenapa tiktok memilih menggunakan Ai sebagai mesin untuk menghapus konten komentar melanggar secara cepat, tapi sangat di sayangkan mesin tersebut tidak juga di tingkatkan meskipun sudah lebih dari 1 bulan.

RyanID
RyanID Saya aslinya tertarik pada teknologi elekronika, tapi karena kurang di dukung ortu, akhirnya pindah ke coding. Saat ini bekerja sebagai fullstack dev di Netzku.com