Resiko memberikan layanan dengan harga murah

Sejak pertama kali mempromosikan jasa bot telegram murah, saya mendapatkan banyak sekali pelanggan dari berbagai komunitas. Ada yang merupakan seorang individu tunggal, ada juga yang merupakan instansi atau organisasi.

Saya berusaha menyediakan harga yang lebih murah dan lebih kompetitip di dibanidngkan penyedia lain. Harga yang murah memang menjadi daya tarik sendiri bagi pelanggan, lebih banyak pelanggan yang membeli dan bertahan pada produk dan layanan dengan harga murah di bandingkan harga mahal.

Ketika biaya di naikan, banyak juga pelanggan yang kabur dan tidak mau memperpanjang kontrak aplikasi mereka. Satu persatu pelanggan hengkang, biasanya saya memberikan tarif berlangganan yang murah 30 ribu, dan 50 ribu. Biaya tersebut sangatlah murah, jika itu sepeuhnya di ambil sebagai keuntungan, maka tidak akan mencukupi untuk membayar biaya server nya.

Aplikasi yang di sewa oleh pelanggan adalah bot telegram. Project seperti ini membutuhkan kapasitas server yang memadai agar dapat memproses lebih banyak data dalam waktu yang sama. Karena tidak menguntungkan, akhirnya di naikan harganya untuk biaya server di berikan harga 150k

Harga-harga lama masih tetap di pertahankan, beberapa pelanggan yang aplikasi mereka kaya akan fitur, dan menggunakan resource lebih dari 1 core dan lebih dari 500Mb RAM saya berlakukan tarif baru. Di sinilah mereka meninggalkan aplikasi dan tidak memperpanjang kembali kontrak nya.


Harga lebih murah kualitas pelayanan lebih buruk

Selain biaya server ada juga pelayanan jasa, jadi saya menyediakan jasa bagi pelanggan untuk mengelolah server mereka, dan juga melakukan pekerjaan coding ( programing ) bila ada fitur yang ingin di update. Di sini masalahnya keterbatasan waktu, untuk mengerjakan project membutuhkan waktu 1 hari bahkan lebih, sementara untuk biaya yang di berikan tidak terlalu menguntungkan.

Saya kehilangan banyak waktu hanya untuk mengerjakan project client, seperti penambahan fitur, permintaan order baru, dan lainya. Jika dalam satu waktu ada client yang memesan saya harus berusaha menerima pembayaran dari mereka terlebih dahulu atau mereka akan mencari penyedia jasa lain.

Untuk harga saya sudah paham, pastinya selalu di berikan harga murah. Karena sudah pengalaman sendiri, ketika pelanggan di berikan harga yang mahal suatu saat mereka tidak akan lagi repeat order. Kalau sekarang, masih banyak yang repeat order itu menjadi pekerjaan saya setiap hari.

Kelemahanya, pengerjaan yang lebih lama, dan sulit untuk mendapatkan fitur rumit yang di inginkan. Karena saya sendiri menolak untuk terlibat secara dalam pada project mereka, apalagi tarif bayaran yang di berikan tidak sesuai. Tapi memang image nya saya ingin mempertahankan harga layanan tetap murah.


Debat dengan pelanggan tak terhindarkan

Banyak pelanggan yang tidak mengerti dan meminta semaunya, mereka memaksa pengerjaan cepat selesai, ingin di buatkan fitur yang di luar kemampuan saya, dan segala macam. Terkadang jika project tersebut error, mereka bahkan menjelekan dan menyalahkan saya sendiri.

Padahal semua project yang di kerjakan tidak sepenuhnya sempurna, try and error sudah biasa. Terkadang saya heran, ketika mendevelop aplikasi menggunakan chrome, dan client menggunakan peramban lain, aplikasi tidak berjalan sempurna. Sehingga mereka mendebat dan menyalahkan developer.

Debat kedua, terkait kesepakatan harga. Ada kalahnya ketika membuat suatu fitur atau projet baru, ketika sudah sepakat dengan harga dann pekerjaan yang akan di kerjakan. Client justru menambah-nambah atau mengubah charflow. Sebenarnya tidak fair jika ingin mengubah langkah kerja atau menambahkan fitur baru kalau sudah sepakat harga.

Di samping pekerjaan nya berbeda, waktu yang di butuhkan juga lebih banyak. Ibaratkan seorang yang membangun rumah, ingin memasang 5 jendela dan sudah di rumuskan biaya nya sudah cukup uang nya, tapi di sela-sela pengerjaan, mau minta tambah jadi 10 jendela ( jelas saja biaya nya sangat berbeda ).


Sulit bekerja sama dengan pelanggan

Kesulitan ini membuat saya berfikir berkali-kali untuk mengerjakan project mereka, bahkan menunda lebih banyak waktu untuk mengerjakan. Dalam masa kontrak, pelanggan wajib membayar biaya sewa server dan biaya managed nya yang sudah saya sediakan dalam bentuk biaya bulanan sistem flat pricing.

Biasanya pelanggan baru tidak banyak dari mereka yang membayar tagihan tersebut, banyak aplikasi bot telegram yang sudah di buat malah di biarkan begitu saja. Jika awal mula membuat project tersebut dihargai mahal ( misal 1 juta ), maka saya tidak akan merasakan kerugian yang ber-arti.

Tapi di harga 50 -300 ribu, jelas saya merasakan kerugian. Sebenarnya harga murah tersebut adalah harga standar biasa untuk membayar waktu, keuntungan lain didapatkan dari pelanggan yang berlangganan setiap bulan, saya mendapatkan upah dari sebagian uang yang di bayarkan setelah di potong untuk pembayaran server mereka.

Ini arti kerja sama, jadi saya tidak terlalu merasa rugi, dan bahkan justru semangat memperbaiki dan mengelolah project yang mereka gunakan. Banyaknya pelanggan yang tidak memperpanjang kerja sama kontrak mereka membuat saya terkadang tidak semangat untuk mengerjakan project pelanggan baru.


Jika anda pelanggan kami

Jika anda membaca artikel ini, hingga mengetahui bagaimana rumit nya proses di balik pengerjaan project tolong di hargai. Tidak perlu memaksakan diri untuk meminta fitur yang spesial yang di luar kemampuan kita. Apalagi mengubah alur kerja setelah harga di sepakati.

Banyak penyedia di luaran sana meminta bayaran yang sangat mahal untuk mengerjakan project Web Apps mereka. Di sini beda, di sini berusaha memberikan harga yang lebih kompetitip alias lebih murah namun dengan produk yang lebih sederhana dan bermanfaat.

Bikin sesederhana mungkin, asalkan produk nya berguna.


Saya akan selalu membukan jasa bot telegram murah, seiring dengan banyaknya project yang di kerjakan. Setiap project baru merupakan tantangan dan rintangan untuk menyelesaikan banyaknya permasalahan terkiat koding. Biasanya permasalahan untuk menyelesaikan suatu ketidak seimbangan.

Memecah permasalahan kebutuhan server yang terlalu besar, beberapa permasalahan lain seperti penyediaan alat konfigurasi yang rumit. Bot telegram semakin banyak konfigurasi yang di butuhkan maka cara mengatur mereka akan lebih rumit lagi.

Saya menyediakan model Hybrid apps bot, yaitu teknologi yang bergantung pada Server Side Rendering / Server side Processing dan juga Client side rendering dan juga client side Processing. Kemampuan client side di butuhkan untuk mengakomodasi pekerjaan yang membutuhkan runtime task / bekerja terus menerus.

Dengan menggabungkan kedua teknologi ini di harapkan bisa mengurangi biaya kebutuhan server yang besar. Misalnya untuk mengimport data dalam bentuk file excel yang ber-ukuran lebih dari 100MB server tidak bisa membuka file tersebut, karena terlalu besar.

Dengan ada nya CSR, dan CSP saya bisa membuat aplikasi browser, dan melakukan pembacaan file xlsx di sisi browser lalu mengirimkanya ke sever dalam format array dengan data yang sudah di pisah. Ini akan memudahkan beban kerja dari server dan menghemat lebih banyak dana.

RyanID
RyanID Saya aslinya tertarik pada teknologi elekronika, tapi karena kurang di dukung ortu, akhirnya pindah ke coding. Saat ini bekerja sebagai fullstack dev di Netzku.com