Bingung Mau bagaimana lagi, kalau sudah begini.
Kalau di fikir-fikir enak yah jadi mereka yang jarang sakit, punya tubuh yang fit, penampilan menarik, dan susunan gigi yang rata. Beruntung banget mereka, mau cari jodoh gampang, mau cari kerja juga gampang. Bnayak perusahaan yang melirik karywan dari penampilan, bukan cuma perusahaan sih cewek juga gitu. Pokonya kalau kamu ganteng, punya kesehatan yang baik kamu selamat.
Ini saya masih berkutat dengan penyakit yang saya alami dan masih belum sembuh sampe sekarang. Kalau di bilang apakah saya sehat, ya saya sehat, saya bisa beraktifitas seperti biasa. Hanya saja dalam kondisi kesehatan saya tidak benar-benar sehat. Daya tahan tubuh saya sangat lemah dari kebanyakan laki-laki standar.
Untuk mengukur seberapa besar daya tahan tubuh saya, bisa ambil contoh dengan lari keliling lapangan sepak bola. Saya hanya bisa mendapatkan setengah putaran, di sana semua tenaga sudah habis. Ya masih bisa berlari, kalau mau memaksakan diri, tapi yang jelas rasa capeknya sudah melebihi batas, tenaga sudah tak ada lagi mau lari.
Yang saya khawatirkan penyakit saya menjadi sebuah halangan buat saya mencari kerja. Jujur saja kalau di test dengan metode medical checkk saya tidak akan lulus dalam sesi tes pendengaran, susunan gigi yang tidak rata dan berlubang, kemudian dari daya tahan tumbuh juga mudah capek.
Sebanarnya bukan itu yang ingin saya bagikan, saya menderita penyakit aneh yang secara berulang kambuh. Penyakit saya akan kambuh sebanyak 2-3x setiap tahun, bisa di awal bulan, tengah bulan, bahkann akhir bulan.
Adapun gejala yang saya alami beragam, bisa di awali dengan bersin, bisa juga di awali dengan batuk berdahak. Sejak saya menginjak umur 17 tahun, kebanyakann di awali dengan bersi-bersin tak berhenti. Kemdian masa puncaknya tubuh saya sakit, saya demam tinggi, air liur saya berlebihan mau gak mau harus di buang.
Lambung saya merasa perih banget, dan semua cairan dalam lambung di muntahin. Bawaan nya mau muntah terus, kalau tidak di mutahin lambung saya akan berasa sakit perih seperti terbakar hebat. Selama sakit saya muntah terus selama 16-20 jam.
Kalau muntah terus kan lama-lama cairan dalam lambung habis ya kan? Nah saya menggantinya dengan minum air manis, air susu, atau air kopi. Satu hari saya menghabiskan lebih dari setengah galon air kurang lebih 5 liter.
Air yang saya minum akan terus di muntahin setelah terkontaminasi oleh asam lambung. Ya kalau sudah terkena asam lambung mau di tahan juga tidak bisa pokonya lambung perih dan mual mau di muntahinn saja. Cukup dengan sekali saja muntah semua air yang sudah saya minum sebelumnya habis di buang...
Dan setelah itu juga lambung saya jadi sakit banget, sakit hebat yang saya alami baru bisa di redahkan jika saya meminum air yang baru. Dan biasanya saya minum air susu, air kopi, pokonya yang manis-manis. Tujuan saya minum air yang manis biar saat di telan enak ada rasa manis, dan juga saat muntah juga tidak merasakan pahit dan asam.
Sebab air yang sudah masuk ke lambung akan bercampur dengan lendir, asam lambung, dan cairan lain yang mempunyai rasa berbeda dan bau yang tidak enak sekali. Untuk itulah saya memilih air susu, jadi baunya tidak terlalu menyengat.
Saya akan sembuh dalam waktu 24 jam saja, kalau hari ini sakit misalnya jam 8 malam. Maka saya akan sembuh pada esok hari antara pukul 6 pagi atau pukul 9 pagi. Pada saat saya sembuh badan saya masih lemas, masih batuk berdahak, seperti orang baru sehat dari sakit, dan masa pemulihan saya sakit berkisar 2-5 hari.
Sekarang sudah 25 tahun, saya sakit setiap tahun. Sudah bingung saya kenapa ya penyakit yang saya alami ini selalu datang terus dan tidak pernah berhenti. Apa sih salahnya, dimana sih letak kesalahanya. Saya sudah menjalani hidup sehat, saya mandi setiap hari, makan juga tepat waktu.
Baru sehari nulis ini, kemarin baru saja saya sakit. Sekitar pukul 7 malam, sudah saya tahan-tahan. Tapi lambung berkata lain, lambung saya mulai perih, air liur saya berlebihan, serta di selimuti oleh rasa mual. Ya Allah, apa yang sedang saya alami, sejak kemarin selama semalaman saya muntah dan minum berulang kali.
Ketika muntah saya minum lagi, jika tidak minum lambung saya akan perih, dan saya akan kehabisan cairan karena terpaksa harus muntah. Saya baru sembuh dari kegiatan muntah terus menerus pada pukul 7 pagi. Sejak saat itu saya baru bisa minum air, dan mulai mencari sarapan.
Karena baru usai sakit, lambung saya belum terbiasa dengan makanan. Semakin banyak air yang saya minum, akan semakin perih perut saya. Jam 8 pagi saya tidur lagi, setelah rasa perih hilang saya menambah asupan air.
Hingga pukul 9 pagi saya coba memina di belikan roti sama emak. Saya makan roti bersama dengan susu cokelat, kemudian pukul 11 pagi saya mulai makan bakso kemarin yang saya simpan di kuklas. Di sini kondisi saya sudah lumayan daripada semalam.
Meskipun sakit cuma 15 jam, tapi saya jelas tersiksa sekali. Saya tidak bisa tidur, ketika saya tidur bantal saya akan banjir oleh air liur, kemudian setiap 30 menit sekali saya memuntahkan cairan dalam lambung. Cairan ini sebenarnya adalah air yang saya minum, dan sudah terekrna asam lambung berlebihan.
Kalau di hitung-hitung, dalam tahun 2022 ini saja saya sudah 4 kali menderita sakit seperti itu. Meskipun aktifitas saya tdiak ada yang buruk, tetap saja penyakit tersebut selalu menghampiri saya. Kamu bisa melihat apa saja yang saya lakukan setiap hari?
Pagi saya sarapan, siang jam 12 atau jam 1 siang saya makan siang, terus malam hari saya makan malam. Begitu juga dengan mandi saya selalu rajin mandi, gosok gigi biar gigi nggak kuning-kuning amat.
Susunan gigi saya ini sifatnya tidak rata, jadi lumayan sulit untuk mendapatkan gigi bersih. Membersihkan gigi dengan cara sikat gigi biasa saja belum bersih, masih banyak kotoran yang menempel di sela-sela gigi. Saya menggunakan sikat gigi model getar, untuk membersihkan gigi setiap kali mandi.
Dalam pendengaran saya juga berkurang, ini di sebabkan karena telinga saya sudah lama mati dan pecah gendangnya. Jauh sebelum saya tinggal bersama bapak, saya mersaakan kotoran telinga yang sangat besar di telinga kanan saya, saya merasakan ada yang mengganjal.
Tapi pendengaran saya masih nyaman, padahal saat itu telinga saya sedang tersumbat oleh kotoran telinga yang sudah mengering. Karena sudah terbiasa mendengar menggunakan 1 telinga, otak saya mulai mengabaikanya, saya tidak merasakan kehilangan satu pendengaran.
Saya baru menyadarinya saat duduk di bangku kelas 2 SMK. Pada saat itu telinga saya sakit, dan mengeluarkan banyak air. Akhirnya saya di bawa ke rumah sakit puskesmas, dari puskesmas saya di rujuk ke rumah sakit umum. Di sana saya di minta masuk ke dokter ahli THT.
Benar saja di sana saat itu telinga saya di sedot dengan alat khusus, dokter bilang saya terkena otitis media. Dan ada kertas dalam telinga saya. Perlu pembaca ketahui, otitis media adalah infeksi telinga akut yang sudah terjadi dalam waktu yang lama.
Infeksi ini sudah merusak gendang telinga saya dan menyebabkanya bolong. Telinga yang bolong ini terkadang mengeluarkan cairan dengan beragam bau, kadang bau kotoran telinga, kadang bau lipan, dan kadang bau cuka. Tapi tidak pernah bau busuk, saya tidak merasakan bau busuk dari telinga hanya bau itu saja yang ada.
Akibatnya saya hanya bisa mendengar dengan telinga kiri, sementara telinga kanan sudah mengalami penurunan sensitifitas. Hanya bisa mendengar suara headset dengan volume penuh, atau suara mobil yang keras.
Apa yang saya alami membuat saya sulit mendapatkan pekerjaan. Penampilan susunan gigi yang jelek dan berlubang membuat saya jadi tidak pede jika di lihat orang lain, apalagi saya tidak mempunyai uang alias miskin banget.
Saya hanya punya ponsel, mau cari kerja ya sulit. Tidak ada perusahaan yang mau menerima saya, dan tak ada juga perusahaan yang memberikan gaji yang setimpal dengan pekerjaan yang di lakukan. Saat lulus sekolah saya bingung mau bekerja apa, selama magang saya juga menabung.
Saya menghemat 70% uang makan untuk membeli HP baru, karena saat itu memang saya tidak punya HP. Selain tidak punya HP saya tidak punya kendaraan. Ini yang menyebabkann saya lebih banyak berdiam diri di rumah daripada ikut temaan-teman.
Gak ada uang, gak ada kendaraan, ya sulit hidup saya. Tanpa saya sadari ternyata HP yang saya beli pada tahun 2018 lalu lah yang menyelamatkan saya. Di sini saya bisa belajar dan mendapatkan pekerjaan mandiri tanpa harus ikut orang lain.
Saya percaya kalau uang akan mengubah segalanya, saya sangat bersemangat mengumpulkan uang 1 Milyar. Ya Allah, semoga cita-cita saya bisa tercapai. Rencananya uang tersebut akan saya gunakan untuk membangun rumah sendiri, dan berobat.
Saya berfikir begini, kalau kita tinggal di rumah sendiri, kita akan bisa mandiri. Cari makan sendiri, belanja sendiri, ngurus rumah sendiri, dan masih banyak lagi. Jadi diri kita terbiasa dengan pekerjaan tersebut sehingga suatu saat kita tidak akan lagi bergantung pada orang lain.
Pekerjaan saya sekarang bisa di bilang tidak sehat, lebih banyak mendep di kamar berada di depan laptop mengerjakan project yang di pesan orang lain. Alhamdulilah sekarang sudah bisa membeli motor, namun motor saya jarang di gunakan.
Sudah terlalu lama terkurung dalam rumah tanpa bisa pergi kemana-mana, jadi lupa bagaimana cara nya buat berkomunikasi dengan orang lain, saya lupa bagaiman caranya keluar rumah. Pokonya mager, gaya pemalas saya terbentung karena selalu di rumah dan tak pernah keluar rumah.
Tahun 2013-2017 mungkin saya masih sering keluar rumah, walaupun hanya sebatas berkelana di kebun orang maklum rumah saya itu dulunya hutan pinggir jalan. Tapi sejak mamah saya sudah balik lagi kerumah rujuk dengan bapak, saya tetap di rumah.
Saya lulus tahun 2019, tidak punya pekerjaan. Bingung mau bekerja sebagai apa, saya tak mau ikut kerja seperti bapak. Karena tahulah pekerjaan yang di geluti oleh bapak tak mampu menghidupi anak istri dengan kehidupan yang lebih layak.
Jujur saja, lauk makan cuma bisa beli tahu, tempe, sayur, mie, telur. Cuma itu saja, jarang sekali bisa membeli ayam, atau vitamin buat anaknya. Dalam hidup saya, sudah terlalu sering saya makan dengan lauk telur dan mie. Dulu saya ingat sekali, beli mie 3 bungkus di bagi orang enam.
Tidak ada sarapan pagi, hanya ada makan siang dan makan malam. Ya betul sekali, selama bertahun-tahun tinggal sama bapak saya hanya makan sebanyak 2x sehari. Terkadang pagi-pagi itu saya lapar, tapi tidak ada makanan yang bisa di makan. Makanya dulu nenek bilang badan saya makin kurus saja, ternyata benar pola makan saya tidak sehat.
Bulan ramadhan, dan hari raya idul fitri adalah hari yang saya nantikan. Pada hari ini saja saya bisa makan enak, di lain hari tidak ada. Bulan ramadhan saya bisa merasakan makanan enak setelah berpuasa, ada menu sayur, ikan, minum es, bapak saya beli karena saya berpuasa.
Kalau makan daging ayam sangat jarang, saya bisa makan ayam kalau ada orang lain yang kasih daging ayam. Atau pada saat hari raya idul fitri, bapak beli ayam terus di potong dan di masak. Cuma di hari istimewah ini saya bisa mendapatkan nutrisi dan kebutuhan vitamin B6 yang terdapat pada daging ayam.
Masa lalu saya memang miskin, tapi sekarang Alhamdulilah sudah lumayan. Saya sudah bisa bekerja, punya pekerjaan, pokonya saya sudah senang sekarang. Tahun ini target saya ingin banget membeli rumah sendiri.
Saya ingin mandiri, tidak ingin membebankan hidup pada orang tua. Karena selama ini saya masih bersama orang tua, jujur kalau masih bersama orang tua itu tidak mandiri. Saya masih menggunakan listrik, kalau makan juga masih bersama orang tua.
Mungkin dengan kemandirian saya bisa hidup, bisa menjadi orang yang lebih baik. Selama tinggal bersama orang tua, saya hanya sedikit pekerjaan yang saya lakukan. Cuma cuci baju, bersiin kamar, cuma itu saja. Kalau masak, emak sudah handle.
Pagi-pagi kadang minta sarapan ke emak, terlalu di manja hidup, jadi tidak ada minat buat keluar rumah. Tahun ini saya sudah kebeli motor sendiri, hanya jadi pajangan depan rumah. Mungkin kalau saya hidup mandiri itu motor akan lebih bermanfaat, dan lebih banyak saya gunakan.
Kalau aku lihat itu ya, orang yang hidup mandiri lebih sosial, lebih fit diri mereka. Keterpaksaan akan melakukan sesuatu membuat mereka menjadi lebih sosial, dan terbiasa menjalani kehidupan. Misalnya bangun pagi jam 4 subuh, biar bisa menyiapkan makan pagi atau hanya sekedar belanja ke pasar.
Mau nolep ya pastinya tidak bisa, tanpa sosialisasi orang mandiri tak akan bisa makan, keterpaksaan hidup mampu membuat diri mereka hidup dan berkembang. Yang sebenarnya terjadi di sini bukan hanya itu, tapi pergaulan saya sudah hilang sejak 3 tahun lalu.
Di sini tidak ada satupun teman, saya terisolasi sejak lama. Ketika lulus saya tak punya uang satu rupiah pun, saya tak punya kendaraan buat jalan-jalan, teman saya juga banyak yang pulang kampung. Mereka bekerja di kampung masing-masing.
Saya sekarang harus bisa pulih dari penyakit yang membuat saya minder, yang membuat saya lebih suka menyendiri. Ketika saya pulih, fit, pasti akan lebih semangat saya bertemu teman-teman entah siapapun mereka. Pengaruh saya sakit membuat banyak dampak buruk terjadi, salah satunya dalam hal sosialisasi.