Google Bard tidak cocok untuk koding! Begini ceritanya

google bard is gimmick

Menurut saya, google bard terlalu banyak melakukan pembatasan. Pembatasan ini membuat mesin LLM tersebut menolak lebih banyak pertanyaan, bahkan pertanyaan yang tidak berbahaya sekalipun. Penolakan yang di lakukan oleh Bard cukup menjengkelkan, ini merupakan pengalaman buruk saya menggunakan AI.

Saya sendiri sudah menjadi pengguna chatbot AI sejak lema. Hampir setiap hari ChatBot ai di gunakan sebagai asistan pribadi. Pada saat pertama kali chatgpt di rilis di indonesia, saya udah nyobain. Pertama memang wow sekali, tapi pada masa itu jawaban dari chatbot AI masih banyak tidak nyambung dengan pertanyaan.

Namun, kini chatGPT sudah berbenah diri. Dengan hadirnya ChatGPT 3.5 Turbo, jawaban yang di berikan juga sudah jauh lebih akurat. Pembaruhan juga menyangkut kebebasan dalam pertanyaan, chatGPT sama sekali tidak menolak menjawab pertanyaan seperti Google Bard.

Ia memberikan sejenis nasihat khusus apabila pertanyaan tersebut menginginkan jawaban yang cukup berbahaya atau tidak etis. Ini jauh lebih baik daripada menolaknya. Bahkan chatGPT bisa di ajak untuk mengobrol tentang cyber security tanpa ada penolakan. Semua sesuatu yang ada nilai edukasinya itu tidak di tolak, misal ketika kita ingin mempelajari sistem kerentanan dalam sebuah server.

Pastinya kita bertanya bagaimana cara kerjanya, dapatkah membuatkan langkah untuk saya melakukan uji coba sistem keamanan sendiri langkah nya bagaima. Hal-hal basic tersebut di jawab dengan baik oleh chatGPT tanpa ada penolakan. Menurut saya itu adalah hal yang bagus, karena itu adalah metode untuk mengajari kita tentang bagaimana caranya menjaga keamanan suatu sistem.

Sementara Google Bard sangat sering menolak pertanyaan, beberapa kalimat yang sering di lontarakan adalah "Saya tidak bisa membantu anda dengan itu", Saya adalah model bahasa bla.. bla.... bla. Pokonya cukup menjengkelkan. Jangankan pertanyaan yang berhubungan siber security, paste kan saja hasil kodingan minta bantu ia memperbaiki Google Bard langsung skeptis meolaknya.

Saya paham, apa yang di lakukan oleh google adalah langkah untuk keamanan. Tapi tidak seperti itu caranya, bisalah AI membedakan mana pertanyaan bernilai edukasi mana pertanyaan yang meminta untuk melakukan hal buruk. Tapi Google Bard di rancang untuk membatasi kebebasan jawaban, saya juga tidak tahu apakah kedepanya akan semakin di batasi atau justru di longgarkan. Faktanya hingga artikel ini di buat saya masih sering mendapatkan penolakan.

Berikut ini salah satu pertanyaan saya yang di tolak oleh bard. Jadi ceritanya, saya mau menggunakan fitur baru dari telegram yakni Mini App. Mini App adalah situs web yang di muat dalam halaman telegram dengan menampilkanya pada popup di dalam aplikasi telegram. Fitur ini rilis pada 2023, dan saya kesulitan mempelajarinya mengingat documentation nya begitu rumit dan terlalu lengkap. Sehingga saya bertanya seperti ini :

bard menolak menjawab pertanyaan koding

Kemudian saya bertanya apakah kucing boleh makan madu? Lagi-lagi google bard menolak menjawab. Inilah yang membuat saya kesal dengan Google Bard, suatu pertanyaan yang bersifat umum dan tidak mengandung unsur kejahatan atau berbahaya juga di tolak.

Saya paham, Bard memang masih dalam tahap Beta atau Experimental. Namun kasus ini sudah terjadi lebih dari 3 bulan, chatGPT waktu pertama kali rilis hampir setiap minggu ada perubahan terbaru. Bahkan perubahan tersebut sangat terasa, perubahan dari mesin LLM chatGPT terkadang membuat jawaban jadi lebih akurat, kadang tidak, dan juga tidak lagi menolak dari menjawab pertanyaan.

Usai artikel ini di buat, saya menggunakan bard kembali. Saat bertanya mengenai pertanyaan umum, bard menolak lagi menjawab pertanyaan. Pada waktu yang sama saya beralih menggunkaan chatGPT pada waktu yang sama.

goooglebar menolak menjawab pertanyaan lagi.jpg
chat gpt menjawab pertanyaan saya.jpg

Posting ini saya membagikan pengalaman yang sesungguhnya nyata. Banyak sih LLM di internet yang bisa kita coba, semuanya punya kemampuan dan kelebihan masing-masing. LLM sendiri merupakan Large Lenguage Model ( Model Bahasa ). Model ini di ciptkaan dengan menggunakan ribuan parameter, hampir mirip seperti koneksi yang terjadi pada impuls otak manusia.

LLM mempelajari kata-kata, kalimat dan huruf secara mendalam ( Deep Learning ) yang kemudian mencari kata-kata selanjutnya yang kemungkinan cocok. Percobaan ini dilakukan beberapa kali dalam puluhan, ribuan, bahkan miliaran komputasi. Dan sebagai hasilnya, ia akan melanjutkan teks tersebut untuk menjawab pertanyaan.

Model bahasa dapat membuat teks utuh/orisini karena ia sudah di bekali dengan miliaran pola tata cara manusia berbahasa. Ibaratnya satu kamus bahasa sudah di masukan ke dalam pola mereka, sehingga LLM dapat menyusun bahasa yang lebih natural seperti layaknya manusia.

Kehadiran LLM telah mempermudah pekerjaan, khususnya dalam bidang pendidikan. Dimana kita bisa mendapatkan materi dan informasi dengan sangat cepat tanpa terkendala oleh iklan atau sebagainya. Sebagai gantinya, manusia harus belajar lebih tinggi lagi untuk dapat menjadi berharga, karena persaingan telah meningkat.

Harapan saya, dengan adanya mesin chatbot model bahasa seperti ini dapat meningkatkan produktifitas serta menambah pengetahuan bagi semua orang. Saya sendiri sebagai pengguna lebih dari satu model bahasa. Setiap model bahasa mempunyai kekurangan, oleh sebab itu saya tidak pernah puas ketika mencoba satu model saja.

RyanID
RyanID Tertarik pada teknologi, full stack developer at netzku.com