Blokirin pelanggan, ternyata bisnis gak segampang yang kukira
Pada 2021, saya membangun bisnis jasa dan berfokus pada pembuatan dan pengemabangan program bot chat. Aplikasi tersebut saya harapkan bisa melakukan semua kegiatan dalam sebuah obrolan biasa. Baik itu melakukan input data, hapus data, tampilkann data, mengirim notification, hingga melakukan pembayaran hanya dalam sebuah obrolan saja.
Saya mengembangkan aplikasi ini berbasis web, dengan layar tampilan mirip chatting. Kemudian saya melirik kalau telegram bisa di gunakan sebagai alat untuk menampungnya. Sejak saat itulah saya berlaih ke telegram. Masalahnya, untuk versi web push notif dan kirim media seperti gambar/dan video cukup sulit untuk di hosting dan di tampilkan.
Akhirnya terciptalah bisnis Jasa Bot Telegram Murah. Istilah kata, Murah saya ambil setelah mempraktekan pertama kali membuat bot telegram. Dimana, saya harus mengeluarkan uang 75 ribu hanya untuk cloud hosting. Tidak termasuk domain, dan juga database. Tampaknya membuat bot telegram cukup mahal, namun saya tidak memlirik bahwa bot telegram dapat di operasikan di komputer/pc.
Pada awal iklan baris promosi, saya menawarkan harga yang terlalu murah. Penawaran saya adalah 50 ribu - 250 rib, padahal saat penawaran iklan tersebut saya tidak menghitung biaya-biaya lain. Cuma fokus menghitung biaya jasa nya saja. Ya begitulah namanya pertama kali memulai bisnis.
Selama 1 tahun penuh, saya mendapatkan banyak pelanggan. Karena baru memulai, pengerjaan project untuk pelanggan cukup menantang. Tapi Alhamdulilah semuanya bisa saya handdle, masalah tiba-tiba muncul ketika pelanggan meminta lebih dari apa yang saya berikan.
Banyak pelanggan saya yang repeat order untuk menambah fitur pada bot mereka. Padahal tanpa saya sadari semakin banyak fitur, membutuhkan manajemen yang baik, serta tingkat pengerjaan yang lebih rumit. Pelanggan memaksa saya untuk mengerjakan fitur yang ia minta, ada yang menyemangati dengan cara halus, ada juga yang langsung menstransfer uang cukup besar sampai 1 jutaan lebih.
Tapi bagaimanapun, kemampuan saya pada saat itu terbatas. Saya hanya mampu mengerjakan 1 project per 3 minggu, masalahnya pelanggan selalu saja meminta itu dan ini kepada saya. Terlalu banyak alasan, bertele-tele, hingga mengubah perjanjian kesepakatan.
Di sini saya mulai geram, saya tidak mampu menahan emosi hingga saya blokir mereka. Ada yang dari instansi, organisasi, hingga pemerintah. Mereka sama, membayar saya dengan harga murah tapi meminta kerjakan project yang lebih berat. Meskipun kita masih bekerja sama, tapi keputusan saya memblokir memang ada maknanya.
Pertama, saya tidak terlalu di untungkan dari project yang telah saya buat. Kedua, mereka terlalu banyak meminta sesuatu yang tidak dapat saya berikan. Ketiga, mereka hanya membayar biaya jasa, karena pada masa itu saya belum memikirkan/menagih biaya server bulanan.
Dan begitu saya mulai melakukan penagihan, banyak dari mereka keberatan dan pada akhirnya berhenti bekerja sama. Project yang sudah di buat dengan susah payah, ditinggalkan begitu saja. Saya tahu ini kesalahan, memang produk dalam bisnis software seperti ini kita tidak bisa memberikan harga murah, apalagi dalam hal sumber daya.
Pada masa itu, beruntungnya saya tidak mendapatkan kerugian yang besar. Hanya sedikit saja, sebagian source code tidak di berikan secara langsung kepada pembeli. Kecuali, pembeli yang basicnya sesama programer/karyawan dari perusahaan tertentu, pastinya saya memberikan source code. Tidak mungkin mereka di pasang di server mini milik saya.
Pada awal 2023 saya mulai menaikan harga. Hingga harga image yang sebelumnya di tentukan 50.000 - 250.000 jadi naik 500-1 jutaan. Memang sih ada yang order, tapi pembeli nya semakin berkurang. Banyak yang gak suka dengan harga tersebut.
Hari makin-hari, pelanggan saya semakin berkurang. Dan kini, saya punya nol pelanggan yang masih aktif. Sangat di sayangkan, bisnis yang saya bangun untuk membuat sebuah ecosistem aplikasi berbais software as a service jadi sepi.
Titik terendah ini adalah, kalau berbisnis memangnya harus murah. Tanpa memberikan harga murah, tidak akan mendapatkan daya tarik dari pembeli. Yes, betul saya juga termasuk orang yang lebih cenderung mencari produk murah, di bandingkan membeli barang mahal. Apalagi harus berlangganan, berasa tidak memiliki sama sekali.
Satu hal yang membuat saya sadar. Yaitu, kita hidup ini tidak gratis. Saya harus menggaji diri sendiri untuk makan, setiap hari, membayar tagihan listrik, membayar tagihan internet, dan kebutuhan lainya. Jika kita bekerja, menghabiskan banyak waktu, tapi penghasilan rendah pastinya akan berdampak pada produktifitas.
Kualitas produk jadi menurun, dan juga kualitas hidup saya akan mebali jadi terpuruk. Sejak saat itulah, saya mendirikan layanan baru yang di sebut Netzku.com, layanan ini saya dedikasikan untuk menyediakan aplikasi web yang di jual berdasarkann layanan.
Layanan ini sudah ber-operasi 8 bulan lama nya, dan belum mendapatkan 1 pelangganpun. Saat ini saya fokus mengemabangkan aplikasi chat bot umum yang dapat di sewakan kepada pelanggan, bismillah semoga saja bisa terwujud. Saat ini saya kekurangan sekali, dan uang simpanan hanya tinggal sedikit.
Dan layanan ini akan di jual dengan biaya berlangganan mulai dari 50 ribu - 100 ribu per bulan, jauh lebih murah daripada pelanggan memesan bot custom pada saya. Layanan ini juga tidak akan bersifat merugikan, dan akan lebih menguntungkan.
Setiap ada pelanggan yang ingin menggunakan layanan aplikasi saya, mereka hanya perlu membayar biaya sewa saja. Tidak perlu menyewa saya untuk mengerjakan project. Dengan begitu harga sewa untuk menikmati fitur yang lengkap dapat sepenuhnya murah. Pelanggan juga tidak di rugikan dengan biaya yang mahal, mereka punya kebbebasan mau memperpanjang layanan atau tidak.