Penghasilan Adsense terus berkurang, mungkin ini penyebabnya

algoritma mesin pencari.jpg

Topik ini mungkin hanya sebatas pendapat dan opini saya. Tidak ada dokumen resmi yang menjelaskan secara detail mengenai alasan kenapa penghasilan adsense bisa berkurang dengan sendirinya. Aturan Google sangat ketat, mereka menyembunyikan detektor mereka agar publisher tidak bisa mengakali detektor tersebut.

Namun selama menggunakan Adsense sejak tahun 2019 lalu, saya sudah paham banyak hal mengenai alasan penghasilan adsense jadi berkurang sendiri. Awal mula saya belajar, terinspirasi dari blog mastimon.com, dari situ saya terus belajar mengajukan blog ke Adsense, mencari traffik di sosmed dan berbagai sumber, hingga membangun cms sendiri seprti RyanID ini.

Selama pengalaman saya, ada beberpa penyebab yang bikin penghasilan kita menjadi tidak valid. Penghasilan tidak valid ini biasanya di sebut sebagai traffik tidak valid, dan secara langsung bisa mengurangi jumlah penghasilan yang sudah masuk di akun Adsense kita.

Saldo yang bisa berkurang bukan hanya saldo penghasilan bulan kemarin, namun juga saldo yang sedang berjalan ( penghasilan bulan ini ). Algoritma google bekerja menganalisis sumber traffik dari sebuah website, apabila di temukan rumus bahwa sebuah web tersebut mendapatkan lebih banyak traffik dari satu sumber tertentu maka akan masuk ke penijauan.

Di sinilah sebuah algoritma canggih bekerja, google akan mulai menghitung deteksi jumlah klik per pengguna. Apabila didapati satu sessi user mengklik lebih dari satu kali iklan dalam satu waktu, maka bisa di simpulkan sebagai klik tidak valid.

Penghasilan Adsense berkurang dengan sendirinya

Karena hal ini merugikan pengiklan, maka adsense langusung mengembalikan penghasilan yang di hitung sebagai tidak valid tersebut kepada pengiklan. Pendeteksi canggih google juga tidak hanya mendeteksi klik berulang.

Tetapi terdiri dari serangkaian pola yang tidak semuanya bocor ke publik, dan pada artikel ini ada beberapa pola yang sudah mulai terpecahkan. Lalu bagaimana cara mengatasi kedua pola pendeteksi di atas?

Karena saya sudah mengetahui pola nya jadi saya membuat sebuah metode dimana user hanya bisa mengklik iklan hanya sampai 3x kunjungan saja, bila visitor suah membuka lebih dari 1 halaman web saya. Maka saya mencegah klik iklan adsense dengan bantuan css pointer-events.

Kemudian untuk mengatasi adsense menganalisis sumber rederer saya, saya lebih memilih untuk tidak memasang semua kode iklan adsense pada halaman yang di promosikan, atau bekerjasama dengan pihak lain untuk mendapatkan kunjungan.

Bagaimana saya mengakalinya? CMS ini sudah di bekali dengan AdsManager, salah satu plugin yang berguna untuk mempersonalisasikan profile iklan mana yang ingin di gunakan pada artikel ini.

Kemudian ada satu pola lagi yang belum saya sebutkna, yakni visitor yang berkunjung ke website kita dalam mode pribadi ( menggunakan vpn/proxy), kalau klik berulang akan mengurangi saldo penghasilan kita yang sedang berjalan, sedangkan klik yang berasal dari pengujung dengan VPN akan mengurangi penghasilan kita di awal bulan sebagai traffik tidak valid.

Untuk menghitung berapa banyak saldo berjalan anda yang berkurang, bisa melihat di menu laporan. Pada menu pembayaran yang tercatat hanya laporan transaksi traffik tidak valid untuk konten.

Lagi-lagi saya mengembangkan plugin sendiri, dengan cara memblokir ASN luar negeri. Jadi saya menggunakan database GeoCuntryLite untuk mendeteksi dari mana negara asal pengunjung blog ini berdasarkan data isp mereka.

Hanya user dengan kode negara ID yang dapat membaca artikel ini, jika tidak percaya silakan hidupkan VPN anda dan reload halaman ini. Ya pasti akan keluar halaman erro access danied, terus kenapa saya memblokir semua negara kecuali indonesia?

Karena tidak ada alat lain yang lebih baik untuk mendeteksi traffik asal VPN, kalau sebelumnya saya menggunakan isproxyip.com namun sekarang sudah tidak lagi. Meskipun menggunakan isProxyIp tetap saja catatan pada kunjungan negara pada dashboard adsense menujukan visitor dari negara lain.

Sebenarnya ada sesuatu yang dapat menarik pengunjung anonymous. Salah satu contohnya adalah artikel yang bertopik biru, atau konten bajakan yang di blokir oleh keminfo misalnya topik film. Walaupun blog kita tidak di blokir, tapi pengunjung tersebut sudah terbiasa mendapati web yang tidak bsia di akses karena sudah di blokir.

Sehingga mereka membiarkann koneksi private VPN terus aktif pada peramban mereka. Tidak hanya berasal dari VPN terkadang ada yang menggunakan DNS google untuk menghilangkan jejak saat menjelajah web.

Memang betul kata google, mereka tidak membagikan bagaimana algoritma pendeteksi kecurangan mereka bekerja. Bahkan ketika kita mendapati traffik tidak valid sekalipun tidak ada penjelasan yang lebih mendetail mengenai apa penyebabnya.

Saya tahu tujuan Google, tujuan nya adalah agar publisher tidak mengembangkan software yang di pakai untuk menghindari algoritma pendeteksian google. Contonhnya seperti saya ini.

Saya sudah mengetahui beberapa bagian kecil algoritma pendeteksian google, sehinggas saya membuat alat untuk menghindarinya. Mau bagaimana, jika saya tidak membuat ini akan berdampak pada akun yang saya gunakan.

Terakhir, mungkin ada yang bertanya apakah adsense mempertimbangkan traffik organik dan non organik? Saya bisa menjawab tidak, trafik organik dan non organik itu punya perlakuan yang sama. Namun jika mendapati traffik yang sangat tinggi dari sumber tertentu baru deh algoritma mereka akan bekerja.

Karena bisa saja sumber teraffik tersebut merupakan pelanggaran seperti iklan exhange network, atau ajakan yang bersifat memaksa. Bagaimana adsense mengetahui kalau sumber traffik kita berasal dari iklan?

Adsense bisa menganalisis referer ( sumber rujukan ) dalam sebuah URL bisa di ketahui apakah itu merupakan iklan, selain itu google mempunyai GoogleBot ( mesin perayap ) mesin ini punya kesamaan dengan cURL yakni untuk mengakses sumber rujukan. Bedanya mesin crawling google sangat canggih, ia merender sebuah halaman lengkap seperti layaknya peramban chrome.

Banyak orang yang menghindari ini, mereka menggunakan konsep redirecting penelusuran. Jadi begini, url yang mereka bagikanke sosial media adalah URL redirect dari Google.com. Tapi tetap saja ini tidak bisa di hindari, google punya data pelacak yang bersumber dari chrome client.

Data ini yang bisa menjadi laporan google yang bisa mengetahui dari mana sebenarnya asal pengunjung anda. Cukup sampai di sini artikel saya, semoga bsia berguna untuk teman-teman yang sedang menggarap blog juga.

RyanID
RyanID Saya aslinya tertarik pada teknologi elekronika, tapi karena kurang di dukung ortu, akhirnya pindah ke coding. Saat ini bekerja sebagai fullstack dev di Netzku.com