Kenapa biaya pembuatan PLTS masih tergolong mahal?

Teknologi Pembangkit listrik tenaga matahari

Ryanid.MY.ID - Sudah banyak teknologi yang membutuhkan energi listrik, sementara energi yang kita gunakan saat ini jumlahnya terbatas. Bila semua di gunakan bisa berakibat fatal, pada masa depan manusia akan berhadapan dengan kelangkaan energi. Selain jumlahnya yang terbatas sumber energi bahan fosil juga tidak ramah untuk lingkungan, misalnya dampak dari pembakaran batu bara atau asap kendaraan yang berasal dari pembakaran bisa merusak lapisan pelindung bumi sehingga menyebabkan pemanasan global.

Sebagian orang sudah beralih ke teknologi terbarukan yang tanpa batas, salah satu sumber energi melimpah di bumi adalah matahari. Energi matahari dapat di konversi menjadi energi listrik dengan bantuan alat yang di sebut cell surya, cell surya berkerja secara fotovoltaik pada sinar matahari mengandung partikel yang disebut foton. Partikel ini menghantam atom sel surya sehingga menimbulkan energi besar untuk memisahkan elektron.

Walaupun bisa di buat dengan mudah, ternyata biaya pembangunan PLTS masih tergolong mahal. Hal ini di karenakan belum ada bahan yang bisa di jadikan sebagai media penimpanan dengan harga yang murah. Cuma ada baterai yang harganya relative mahal, kebanyakan baterai yang di gunakan merupakan baterai isi ulang dengan daya tahan puluhan tahun.

Baterai jenis ini terbuat dari bahan lithium, sangat mudah rusak, membutuhkan lebih banyak proteksi. Jika menggunakan baterai asam timbal (accu) baterai tersebut tidak bisa bertahan dalam waktu lama, secara umum efisiensi baterai asam timbal bisa di pakai selama 1 tahun. Apabila lebih efiesiensinya akan berkurang sering waktu.

Sumber energi baterai masih tergolong sangat terbatas, sementara kita membutuhkan daya listrik secara constinous yang selalu ada. Untuk mecapainya baterai PLTS di rangkai secara seri dengan pertimbanan yang sangat presisi sesuai dengan daya yang akan di gunakan.

Semakin banyak baterai yang di butuhkan maka biaya belanja bahan akan semakin mahal, belum lagi untuk biaya solar panel dan alat pendukung lain agar sistem PLTS bisa berjalan dengan sempurna. Bahan pendukung untuk menbangun PLTS masih sangat mahal karena tergolong langkah di pasaran.

Kemarin saya menemukan sebuah komunitas PLTS rumah sederhana, komunitasnya sangat ramai. Tapi sangat di sayangkan banyak anggota di sana yang belajar membuat PLTS dengan biaya seadanya, membeli komponen bekas untuk mendpatkan potongan harga yang lebih murah.

PLTS yang di bangun dengan harga murah alias cicil kecil, tidak effisien, kebutuhan listrik rumahan jauh lebih besar tidak akan bisa mencukupi. Paling cuma bisa di hidupkan selama 4 jam. Adapun kerugian lain yang wajib di pertimbangkan adalah baterai dan inverter, inverter dan baterai merupakan komponen terpenting dalam membangun PLTS.

Baterai bekas memang murah, masih bisa di gunakan. Hanya saja dari sisi usia baterai ini tidak bisa bertahan lebih lama, pasti repot kalau setiap tahun harus mengganti cadangan baterai. Kalau di kalkukasikan semua total biaya penggantian baterai setiap tahun selama 5 tahun sudah bisa mendapatkan baterai VRLA khusus buat PLTS. Jika baterai tidak di ganti efesiensinya jadi menurun, baterai terasa lebih cepat penuh, lebih cepat habis.

Hal tersebut terjadi karena reaksi dari bahan kimia yang ada pada baterai sudah tidak sanggup lagi mengikat elektron, umumnya baterai lithium bisa bertahan selama 15-20 tahun dengan 1500 kali siklus pengisian.

Selain baterai inverter juga tidak kalah penting, inverter sebenarnya mahal. Tidak seperti kebanyakan yang di jual di marketplace, paling murah keluar uang 3 juta untuk membeli sebuah inverter. Berbeda dengan inverter yang di jual dengan harga ratusan ribu di marketplace, inverter tersebut masih tegolong kecil, output yang di hasilkan juga tidak cocok untuk sebagian perangkat elektronik rumah.

Saya menemukan kalau inverter sering rusak, terbakar, mati total. Sebenarnya wajar, jika inverter di gunakan melebihi kapasitas beban yang sanggup di angkat inverter tersebut maka inverter akan panas. Semakin tinggi beban yang di terapkan semakin panas inverter tersebut.

Inverter jenis ini juga tidak cocok untuk di pakai secara simultan (terus menerus), bagi mereka yang punya dana minim kemungkinan akan memaksa penggunaan inverter jenis ini. Jadi nggak heran kalau power inverter harus di ganti terus, tidak hemat dalam segi biaya.

Untuk membangun PLTS yang sempurna untuk rumahan biaya yang di keluarkan bisa mencapai 50 juta, termasuk biaya installasi, baterai, panel surya, serta komponen lain sebagai pendukungnya. Ini baru untuk rumahan yang standar, tidak semua rumah cukup tergantung seberapa banyak alat listrik yang di gunakan dalam rumah tersebut.

Bisa di bilang membangun PLTS sama dengan investasi masa depan, dalam waktu 1-5 tahun kita belum akan merasakan balik modal dari pembangunan sebuah PLTS. Balik modal barulah bisa di rasakan setelah 10 tahun kemudian, kenapa? Karena biaya yang di keluarkan pada rentang tahun tersebut sama dengan rata-rata tagihan listrik tahunan.

Belum lagi jika terdapat penggantian komponen pada masa pakai, penggantian komponen pasti perlu biaya mahal. Membuat PLTS sendiri belum tentu bisa menikmati energi gratis, walaupun energi manahari melimpah. Biaya pembangunan serta perawatan yang kita keluarkan setara dengan tagihan listrik untuk beberapa tahun ke depan.

RyanID
RyanID Saya aslinya tertarik pada teknologi elekronika, tapi karena kurang di dukung ortu, akhirnya pindah ke coding. Saat ini bekerja sebagai fullstack dev di Netzku.com