Bahaya tembok dinding dengan bata polos
Ryanid Tembok dinding dengan menampilkan bata polos ternyata berbahaya bagi kesehatan. Tapi tidak semua tembok dinding dengan bata polos ini berbahaya, tergantung bagaimana proses pembuatan tembok tersebut.
Biasanya kita sering menemukan tembok bata polos yang sengaja tidak di plester, dari sekian banyak alasan pemilik tidak mempunyai banyak uang untuk membeli bahan bangunan khususnya semen dan pasir.
Tapi dibalik bata polos tersebut ternyata bisa mengganggu kesehatan penghuninya. Tergantung dengan campuran semen yang di gunakan, kalau campuran semen nya muda maka dinding akan lebih cepat mengelupas.
Setiap hari dinding bata menghasilkan debu dan pasir. Kemudian perihal kedua adalah sifat kerataan dari proses pemasangan. Kalau tukangnya diri sendiri sepertinya tidak profesional, kerja pengen cepat selesai asal jadi sudah deh.
Susunan semen yang tidak rata, banyak mengandung lubang bahkan menggebung-gebung membuat dinding bata mudah di tempeli oleh debu. Selain menjadi sarang debu dinding yang tidak rata juga lebih sulit di bersihkan.
Ini yang saya alami di kamar saya yang semua dindingnya menggunakan bata polos tanpa di pleaster. Awalnya saya bingung kenapa di kamar saya selalu ada debu berterbangan. Sampai saya membuat ventilasi udara debu masih saja tetap ada. Laptop saya bisa kotor dalam 2 hari hanya karena tumpukan debu.
Tidak jelas dari mana asalnya debu ini. Tapi setelah saya memasang walpaper foam 3D, debunya semakin berkurang. Rupanya memang benar debu yang ada di kamar saya ternyata berasal dari dinding bata yang tidak rata serta adukan semen yang tidak baik.
Oleh sebab itu buat kamu yang hendak membangun rumah sebaiknya fikirkan baik-baik anggaran yang akan di gunakan. Jangan berfikir buat menghemat anggaran tapi kamu justru mengurangi takaran bahan yang akan di gunakan. Usahakan harus cukup, pencampuran semen harus seimbang agar dinding kokoh dan tidak rontok pasirnya.
Bagian bata polos harus di sement dengan rapih, tidak menggelembung, kemudian di wajibkan untuk plaster dinding menggunakan semen adukan tua. Jika tidak sanggup membeli semen anda bisa membuat rumah kayu, lebih murah.
Rumah kayu bisa bertahan 10 tahun lebih. Rumah kayu bisa awet tidak di makan rayap asalkan di beri lapisan oli untuk melumasi kayu tersebut, oli membuat rayap tidak mau memakan kayu.
Di tempat saya ada salah satu rumah yang terbuat dari kayu, umurnya hingga saat ini sudah 17 tahun. Hingga kini rumah nya masih bagus, hanya saja ada beberapa kerusakan. Bagian teras kayu hancur lantaran sering kena hujan dan basah, tapi sudah di perbaiki dan di beri atap teras tambahan.
Sementara itu dinding rumah bagian dalam di lapisi dengan karpet, dengan tujuan agar udara tidak masuk lewat cela-cela kecil. Juga sebagai estetika dinding rumah. Rumah kayu jelas lebih sehat di bandingkan rumah yang menggunakan dinding bata polos.
Punya rumah itu merupakan idaman semua orang. Tapi tidak semua dari kita bisa mengkombinasikan rumah yang baik dengan budget yang ada. Kebanyakan cuma niat di awal, ujung-ujungnya rumah tak jadi. Kalaupun jadi justru malah membahayakan kesehatan penghuni nya.